HMI Komisariat FKIP Unkhair Gelar Dialog Radikalisme

 

 

TERNATENEWS – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate Komisariat FKIP Unifersitas Khairun Ternate mengadakan dialog Publik terkait “Penerapan Pancasila dalam Meningkatkan Nasionalisme serta Menangkal Radikalisme Dikalangan Generasi Muda Maluku Utara”.

Dialog yang diselengarakan pada 25/2/2020, tersebut menghadirkan narasumber yang dianggap berkompeten dengan masing masing topik bahasan yakni, Mayor Arm Susetyo Adiwibowo (Pasi Ter Rem 152/Babullah), Kombes Pol Hady Wiyono (Dir Intelkam Polda Malut), Abdulah Sadik (Kakesbangpol Kota Ternate), Dr. Syarif Ibnu (Akademisi Unkhair), Helmy Yusuf (KNPI Kota Ternate).

Dalam penyampaiannya Mayor Arm Susetyo Adiwibowo (Pasi Ter Rem 152/Babullah), Bahwa tugas TNI sudah jelas yakni menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan. Bahwa Pancasila dan undang-undang dasar 1945 menjadi dasar landasan idiologi Pancasila dan menjadi warisan nyata untuk pemersatu bangsa Indonesia, begitu juga dengan undang-undang dasar walaupun sudah beberapa kali referendum namun pembukaannya tetap utuh. Dari sisi keutuhan NKRI ini tentu kita tidak bisa memisahkan dari penduduk atau masyarakat yang ada karena seluruh elemen masyarakat yang ada di dalamnya salah satu indikator suku bangsa untuk tetap bisa berdiri. Tugas dan fungsi TNI di sini selain menjaga keutuhan NKRI juga di bidang teritorial yakni dengan seluruh komponen masyarakat yang ada kita sama-sama membesarkan bangsa ini sama-sama menjaga bangsa yang kita Cintai.

Kombes Pol Hady Wiyono (Dir Intelkam Polda Malut) menyampaikan Menyangkut dengan disintegrasi bangsa salah satu itu masalah politik kita lihat contoh-contoh masalah PKI kemudian perang suku, yang dulunya belum ada medsos masih bisa kita tangani lebih cepat namun sekarang setelah adanya medsos justru akan memperkeruh suasana seperti permasalahan di Papua benerapa waktu yang lalu. Bahwa Dengan berkembangnya medsos sangat mempengaruhi pola pikir manusia yang dapat mengakibatkan tindak kejahatan/kriminal. Diharapkan dengan adanya medsos kita bisa saring sebelum sharing dulu jadi cek dan ricek, serta diharapkan agar jangan terpengaruh dengan isu isu yang belum tentu kebenaranya.

Abdulah Sadik (Kakesbangpol Kota Ternate) menegaskan Bahwa tugas kami selaku Kesbangpol Linmas yaitu membantu kepala daerah atau Walikota yang membentuk karakter dan konsensus yang telah diwariskan seperti falsafah Pancasila kemudian konstitusi Undang Undang dasar 1945. Bagaimana kita merawat kultural bangsa menuju Indonesia damai dan jika kita bicara prioritas konsepsi agama Islam sudah jelas didalam ayat ayat Al – Quran bahwa mengajarkan kita untuk saling mengenal dan menghargai antar sesama manusia. Bahwa NKRI dibentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang terdiri dari suku, adat, budaya dan Ras, yang berada dalam bingkai Pancasila, untuk itu kita bisa saling mengenal dan kemudian bisa saling menghargai satu sama lainnya. Radikal adalah ancaman bagi eksistensi bangsa oleh karena itu kita membangun kesadaran ini sebagai generasi muda untuk bertanggung jawab dan apabila kita tidak peduli maka kita pastikan anak cucu pasti hancur di masa depan.

Helmy Yusuf (KNPI Kota Ternate) mengatakan bahwa Pancasila adalah manifestasi yang melahirkan nasionalisme dan menangkal bentuk-bentuk radikalisme dalam konteks bagaimana menetralisir kepemudaan di Maluku Utara. Secara spesifik topik terkait semangat civil society dalam membangun dan menumbuhkembangkan kesadaran nasionalisme generasi muda sangat bermanfaat untuk kita semua. Dengan dilaksanakan dialektika selenggarakan pada malam ini adalah bentuk kepedulian bagaimana kebangsaan bagaimana keintelektualan dan bagaimana proses tensi keimanan. Bahwa seorang ahli mengatakan adanya gejolak sosial yang terjadi di dunia, terdapat sebanyak 12 negara yang terjadi gejolak itu karena lahirnya civil society masyarakat tampil dengan sebuah kesadaran dan hidup terlayani dan komitmen bagaimana caranya berjalan efektif. Bentuk perpecahan itu karena kita sedang dirongrong, maka lewat kesadaran berbangsa dan bernegara serta Pancasila yang kita miliki dapat menyatukan kita semua dalam bingkai Negara Kesatuan Indonesia.

Dr. Syarif Ibnu (Akademisi Unkhair) menegasakan Kita melihat bahwa ternyata kita yang lahir di tahun 90-an ini memiliki tantangan, akan tetapi di sisi lain dia juga memiliki kekuatan yang ketika itu dipergunakan dengan baik maka ini kalau kita tarik dalam konteks merawat kebudayaan maka ini sangat positif ketika pemuda itu ditarik untuk terlibat langsung. Kebudayaan itu sangat positif karena merujuk pada undang-undang dasar pasal 32 ayat 1 dan 2 yang secara soal kebudayaan adalah tanggung jawab pemerintah tetapi sebagai warga negara yang baik kita juga memiliki peran besar untuk ikut berpartisipasi merawat untuk bangsa kita. Kultur bangsa atau budaya bangsa Indonesia adalah puncak kebudayaan daerah masing-masing yang tidak bias dipisahkan dalam kehidupan sehari hari.

Wilayah Maluku Utara memiliki 27 suku, kemudian memiliki 28 bahasa, sementara dari segi suku dan bahasa kita sudah berbeda kemudian kebudayaan yang lain misalnya kuliner kemudian fashion atau baju adat, rumah-rumah adat memiliki perbedaan, sehingga ketika kita pandang sebagai kekayaan maka akan menjadi kekayaan yang luar biasa di negeri yang kita cintai ini. (jkn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button