Gelombang Laut  Hantam desa Dagasuli Warga Terancam

 

TERNATENEWS -Sejumlah rumah yang berada di pesisir pantai Loloda Kepulauan,  dihantam ombak. Hampir diseluruh desa Kecamatan Loloda Kepulauan. Tidak terkecuali talud penahan ombak desa Dagasuli Loloda Kepulauan hancur serta beberapa rumah maupun fasilitas di sekitar pesisir mengalami kerusakan.

Banjir ROB dan gelombang tinggi mulai menghantam talud yang melindungi keberadaan Kantor Kepala Desa dan Aula pertemuan Desa Dagasuli itu terjadi sekitar jam 15.02 WIT tanggal 4 Desember 2021.

Disaat bersamaan terjadi juga Air laut yang mulai naik dan menghantam wilayah pesisir pada sore hari kemudian membanjiri pemukiman warga tanpa disertai angin yang kencang.

Hampir seluruh desa di pesisir Loloda Kepulauan Kabupaten Halahera Utara yang mengalami hantaman ombak air rob diantaranya, Desa Dagasuli, Tuakara, Salube, Dowongila, Cera, Dedeta dan Desa Fitako

Kerusakan paling parah justru terjadi di Desa Dagasuli padahal keberadaan desa Dagasuli diapit oleh dua tanjung.

Dari laporan BMKG Ternate menyebutkan, pemicu terjadinya air rob disertai angin kencang karena adanya Low pressure dan Tropical Storm Nyatoh di samudera pasifik, pasang maksimum harian serta meningkatnya angin permukaan di wilayah perairan Maluku Utara sebesar 20 knots dan adanya Fetch di wilayah perairan Makian-Kayoa dan perairan Halmahera bagian Barat.

Akibatnya kejadian bencana tersebut, rumah, talud penahan ombak, terdampak dan erosi di beberapa tempat, aula pertemuan dan kantor desa di pesisir terancam hancur diterpa ombak dan air meluap hingga ke pemukiman terkena hempasan air laut.

BMKG mengalisa cuaca sementara, berdasarkan pantauan angin dilapisan 3000 feet, terdapat angin konvergen di wilayah Maluku Utara, diakibatkan adanya tarikan angin Siklon Tropis “NYATOH” terbentuk di bagian utara semakin menjauhi wilayah Filipina.

Kondisi tersebut diiringi dengan tingginya anomali suhu muka laut sebesar 1-3 °C di Wilayah Perairan Maluku Utara. Selain itu, nilai kelembapan udara (RH) di wilayah Maluku Utara pada lapisan 850mb, 700mb dan 500mb berkisar antara 70-100% serta nilai SOI yang cukup signifikan (+12.2) juga mempengaruhi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur cukup signifikan.

“Kondisi tersebut yang menyebabkan terbentuknya awan konvektif (Cumulonimbus) yang mengakibatkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai angin kencang di Maluku Utara,”sebut BMKG dalam rillis yang dipublis melalui situs resmi BMKG Bandara Babullah Ternate.

Selain itu, terjadinya pasang maksimum harian disertai dengan adanya tempat pembentukan gelombang akibat adanya cuaca buruk di perairan mengakibatkan gelombang yang mencapai pesisir memiliki energi yang cukup melewati batas talud di tepi laut.

Kepala Desa Dagasuli Ahmad Amun yang dihubungi mengharapkan instansi terkait BPBD dan dinas PU Kabupaten Halmahera Utara agar dapat melakukan rekonstruksi pasca bencana talud penahan ombak. Mengingat jika tidak ditangani akan mengancam kelangsungan rumah warga dan sarana pendukung pemerintah desa.

Kades menyatakan sudah beberapa kali proposal pengajuan pembangunan talud penahan ombak diajukan ke pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Perkim tapi tidak terealisasi.(efa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button